Seiring pertambahan usia, kemampuan fisik seseorang pun ikut menurun. Salah satu yang akan dialami adalah turunnya kemampuan tubuh untuk memproses dan menerima makanan. Kesulitan makan tidak bisa dianggap enteng karena bisa menyebabkan orang tua mengalami malnutrisi. Daya tahan tubuh pun dapat ikut menurun saat orang tua tidak dipenuhi kebutuhan gizinya. Lalu, apa saja penyebab sulit makan pada lansia dan bagaimana cara mengatasinya? Mari simak pembahasannya di bawah ini.
Kesulitan Mengunyah
Dental Research Journal menyatakan bahwa 160 lansia, dengan usia rata-rata 80 tahun, tidak mampu mencukupi nutrisinya secara optimal karena kesulitan mastikatori. Artinya adalah mereka mengalami penurunan kemampuan mengunyah dan menggigit makanan.
Masalah ini timbul karena gangguan kesehatan gigi dan mulut, seperti gigi berlubang dan gusi berdarah. Kesehatan oral juga dipengaruhi oleh diet. Semakin sehat asupan makanan orang tua Anda, maka kesehatan mulut mereka akan semakin terjaga. Sebaliknya, lansia yang mengkonsumsi banyak gula dan rendah kalsium beresiko lebih besar mengalami gigi bolong.
Menjaga kesehatan mulut pun memegang pengaruh besar. Anda sebaiknya rutin mengingatkan orang tua menggosok gigi dan berkumur dengan obat kumur setiap hari. Terlebih, lansia yang telah memakai gigi palsu perlu lebih teliti membersihkan mulut setelah makan dan sebelum tidur. Lansia juga sebaiknya memeriksakan kondisi gigi ke dokter minimal setiap enam bulan.
Jika lansia sudah mengalami gangguan kesehatan mulut dan sulit mengunyah, Anda bisa atasi dengan mempersiapkan makanan bertekstur lunak. Lansia juga bisa mengkonsumsi makanan dalam potongan-potongan kecil agar mudah dikunyah. Siapkan makanan dalam porsi kecil dan makan dalam waktu berkala. Di sini, Anda diharapkan membuat olahan makanan yang dapat dikonsumsi lansia untuk menjaga daya tahan tubuh mereka.
Kesulitan menelan makanan
Kesulitan menelan makanan atau disfagia lumrah terjadi pada lansia. Penyakit ini secara umum memiliki 3 jenis, yaitu disfagia oral, disfagia faring, dan disfagia esofagus.
Disfagia oral lebih spesifik terjadi karena kelemahan yang dialami lidah sehingga sulit melakukan proses menyuap dan mengunyah makanan. Sementara itu, disfagia faring sering kali disebabkan oleh penyakit yang menyerang sistem saraf, seperti stroke atau parkinson. Disfagia esofagus biasanya terjadi karena sumbatan atau iritasi pada kerongkongan sehingga lansia merasakan sensasi makanan terganjal saat menelan.
Untuk membantu lansia pengidap disfagia, makanan dapat disediakan dalam potongan kecil dan porsi sedikit. Lansia disarankan juga untuk makan secara perlahan agar terhindar dari tersedak. Anda bisa mendampingi lansia mencoba berbagai tekstur makanan untuk melihat spesifikasi menu yang menjadi penyebab disfagia. Orang tua Anda sebaiknya tidak menyantap makanan pemicu asam lambung tinggi karena dapat menambah kesulitan untuk menelan.
Masalah pencernaan
Gangguan sistem pencernaan bagi lansia bisa beragam. Salah satu yang paling sering terjadi adalah sembelit. Penurunan daya gerak usus atau rutin mengkonsumsi obat-obatan menjadi penyebab utama kondisi ini. Sembelit juga bisa terjadi karena lansia menderita penyakit divertikular atau saat kantong kecil pada lapisan usus besar menonjol di sepanjang dinding usus.
Masalah pencernaan umum lainnya adalah Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). GERD ditandai dengan mulas, belakang mulut atau tenggorokan terasa pahit, susah menelan, mual, dan nyeri dada. Faktor usia menjadi penyebab utama timbulnya penyakit ini. Orang tua Anda bisa juga mengidap GERD karena stres, obesitas, serta pola makan tidak teratur.
Baca juga: Cegah Malnutrisi pada Lansia, Kenali Tanda-Tandanya
Selain itu, daya proses makanan antara orang dewasa muda dan lansia pun berbeda. Kinerja pencernaan yang lambat membuat lansia proses pengosongan lambung berlangsung lebih lama. Di saat yang sama tubuh lansia memproduksi lebih sedikit hormon ghrelin si penanda rasa lapar dan lebih banyak hormon leptin si pengirim sinyal kenyang pada otak. Makanya, sering kali lansia merasa tidak lapar padahal tubuhnya sudah membutuhkan asupan makanan. Kondisi membuat pentingnya konsistensi jadwal makan untuk lansia agar asupan nutrisi dan energi tubuh tidak terlewatkan.
Jika orang tua sudah sulit mengkonsumsi makanan karena tiga penyebab di atas, Anda bisa melengkapi dengan Boost Optimum. Susu Optimum membantu memenuhi kebutuhan nutrisi harian agar tetap aktif sepanjang usia dengan kandungan 50% protein whey. Lansia juga akan terbantu dengan kandungan vitamin D untuk menjaga kepadatan tulang serta Vitamin E, B6, dan B12 yang efektif meningkatkan daya tahan tubuh. Segelas Boost Optimum membantu lansia tetap aktif dan menjaga kesehatan mereka.
Referensi:
Penting Diketahui Saat Menyiapkan Makanan bagi Lansia