Masalah konstipasi adalah kondisi gangguan buang air besar (BAB) dan bisa terjadi pada semua orang dari berbagai tingkat usia dengan tingkat keparahan yang berbeda-beda.1
Menurut survei yang dilansir WebMD, ada sekitar 42 juta orang di Amerika Serikat yang menderita konstipasi kronis. Meskipun data spesifik terbaru mengenai prevalensi konstipasi di Indonesia belum tersedia, dapat diasumsikan bahwa konstipasi juga merupakan masalah yang umum masyarakat di Indonesia. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk meningkatkan kesadaran tentang konstipasi dan cara mengatasi masalah ini.2
Dan untuk membahas lebih detail apa itu konstipasi, penyebab, dan juga tips mengatasi serta pencegahannya, Anda bisa menyimak bahasan berikut.
Apa Itu Konstipasi?
Konstipasi atau sembelit adalah kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan atau tidak bisa buang air besar (BAB) secara teratur. Biasanya, seseorang dikatakan mengalami konstipasi jika frekuensi buang air besar kurang dari tiga kali dalam seminggu atau jika terdapat kesulitan BAB karena fesesnya keras dan kering.2
Gejala sembelit atau konstipasi juga dapat berupa rasa kembung, nyeri atau kram perut, feses terlihat kering dan menggumpal, mual, dan BAB yang seperti tidak tuntas.3
Penyebab Konstipasi
Konstipasi merupakan penyakit pencernaan yang disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Kurang asupan makanan berserat tinggi.
Kebiasaan makan menu rendah serat, seperti makanan olahan dan cepat saji dapat memicu terjadinya konstipasi. Hal ini karena kandungan serat pada menu yang kita santap dapat berfungsi untuk mengikat air pada feses sehingga mempermudah gerakan usus dalam proses BAB.2 Untuk itu, konsumsi makanan kaya serat, seperti buah, sayur, biji-bijian utuh, dan kacang-kacangan bisa jadi bagian
2. Kurangnya cairan dalam tubuh.
Kurang minum air atau dehidrasi dapat membuat tinja menjadi keras dan susah dikeluarkan.3
3. Kurangnya aktivitas fisik.
Kurangnya aktivitas fisik atau olahraga dapat mempengaruhi gerakan peristaltik usus yang kemudian menyebabkan terjadinya konstipasi.4
4. Efek samping obat-obatan.
Beberapa jenis obat, seperti obat penenang, antidepresan, dan obat penghilang rasa sakit opioid, dapat memperlambat gerakan usus dan menyebabkan konstipasi.4
5. Faktor psikologis.
Selain itu, konstipasi disebabkan oleh faktor psikologis, seperti stres, kecemasan, dan depresi karena pada kondisi tersebut dapat mempengaruhi keseimbangan hormon dan mengganggu fungsi normal usus dan perkembangan bakteri baik di usus sehingga dapat menyebabkan konstipasi.5
6. Faktor risiko lain.
Selain penyebab di atas, ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko konstipasi pada usia dewasa, yaitu karena faktor pertambahan umur, menjalani masa hamil dan sehabis melahirkan, serta pernah menjalani operasi perut atau panggul.3
Tips atau Cara Mengatasi Konstipasi
Meski keadaan tidak bisa buang air besar disebut konstipasi sangat mengganggu, namun ada beberapa tips yang dapat membantu mengatasi konstipasi dengan mudah, di antaranya:
• Terapkan Pola Hidup Sehat
Rutin mengonsumsi makanan tinggi serat, seperti sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian utuh, dan kacang-kacangan, dapat membantu mencegah feses menjadi keras dan mempercepat gerakan usus dalam proses BAB sehingga terhindar dari konstipasi.2
Selain itu, pastikan tubuh terhidrasi dengan baik dengan minum air putih yang cukup, olahraga teratur, dan pastikan waktu tidur atau istirahat cukup.6
• Hindari menunda saat merasa ingin buang air besar
Jangan menunda atau menahan saat ada sinyal dari tubuh untuk buang air besar karena kebiasaan ini akan menyebabkan feses atau tinja menjadi keras sehingga mengakibatkan konstipasi.3
• Hindari obat pencahar secara berlebihan
Jangan mengonsumsi obat pencahar sembarangan atau secara berlebihan karena bisa membuat sistem pencernaan menjadi ketergantungan dan sulit untuk buang air besar secara normal.
Selain melakukan beberapa tips di atas, Anda juga bisa menambahkan susu tinggi serat sebagai pelengkap menu sehari-hari sebagai antisipasi mencegah konstipasi.
NUTREN Fibre memiliki campuran serat unik (50% serat larut dan 50% serat tidak larut), multisource fibre (Citrus fibre, oat fibre, Inulin, Frukto Oligo Sakarida), 30 vitamin dan mineral penting yang bisa membantu menurunkan kolesterol dan membantu fungsi pencernaan.
Selain itu, NUTREN Fibre juga mengandung 50% Protein Whey berkualitas tinggi sebagai sumber protein yang baik dan kaya sistein sebagai sumber antioksidan, bebas laktosa dan gluten.
Nah, setelah tahu apa itu konstipasi dan penyebabnya, kini Anda bisa menjalankan tips gaya hidup sehat untuk mencegah konstipasi. Jika gejala konstipasi semakin parah, jangan lupa untuk melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Referensi:
- AAFP. What is constipation?. https://familydoctor.org/condition/constipation/. Diakses 19/8/2023
- WebMD. What Is Constipation?. Dari https://www.webmd.com/digestive-disorders/digestive-diseases-constipation. Diakses 19/9/2023
- Kemenkes RI. Konstipasi. Dari https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2285/konstipasi . Diakses 19/9/2023
- Harvard Medical School. Common causes of constipation. Dari https://www.health.harvard.edu/diseases-and-conditions/common-causes-of-constipation#:~ Diakses 19/9/2023
- Nall, R. How is stress linked with constipation. Dari https://www.medicalnewstoday.com/articles/326970. Diakses 19/9/2023
- WebMD. Lifestyle Changes for Chronic Constipation Relief. Dari https://www.webmd.com/ibs/ss/slideshow-lifestyle-constipation-relief . Diakses 19/9/2023