Proses penuaan seseorang telah dimulai sejak kecil, bahkan ketika baru saja dilahirkan. Memasuki usia senja adalah hal yang biasa apabila seseorang mengalami penurunan fungsi organ maupun fisiologis tubuhnya. Proses metabolisme akan melambat dan terjadi perubahan komposisi pada tubuh.
Meskipun perubahan tubuh terjadi secara alami, apabila dibiarkan kondisi tersebut seringkali dapat menyebabkan masalah gizi saat lanjut usia. Dampak buruknya, risiko timbulnya penyebab malnutrisi pada lansia juga meningkat.
Memahami Malnutrisi pada Lansia
Malnutrisi adalah kondisi kekurangan, kelebihan, atau ketidakseimbangan dalam asupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh untuk berfungsi secara normal.1
Malnutrisi dapat terjadi ketika tubuh mengalami ketidakseimbangan dalam asupan protein, kalori, maupun gizi penting lainnya yang dibutuhkan tubuh setiap hari.
Kondisi tersebut dapat terjadi pada setiap orang dan di segala usia. Tidak hanya anak-anak, namun juga orang lanjut usia atau lansia. Bahkan, risiko terjadinya malnutrisi lebih tinggi pada seseorang berusia di atas 60 tahun.2
Selain itu, malnutrisi dapat lebih berdampak pada lansia karena meningkatkan risiko terjatuh, pemulihan yang lambat, menjalani rawat inap berulang, bahkan kematian.3
Malnutrisi pada lansia juga tidak hanya berdampak pada fisik, namun juga psikologis. Dampak malnutrisi pada fisik di antaranya mudah lelah dan lesu, mudah terjatuh, gagal jantung, dan meningkatnya risiko infeksi. Malnutrisi juga berkaitan dengan kondisi mental seperti depresi dan kecemasan.4
Penyebab Malnutrisi pada Lansia
Kondisi malnutrisi pada lansia bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Bukan hanya karena faktor ekonomi seperti ketidakmampuan untuk membeli makanan bergizi, namun juga karena faktor perubahan fisik.
Beberapa kondisi fisik yang turut menjadi faktor penyebab malnutrisi pada lansia di antaranya:
- Penurunan fungsi alat indera, seperti penglihatan, penciuman, pengecapan, dan pendengaran. Ini seringkali menjadi awal masalah gizi pada lansia.
- Gigi banyak yang sudah tanggal, mengakibatkan gangguan pada kemampuan makan sehingga dapat berdampak malnutrisi pada lansia.
- Menurunnya kinerja usus, menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan seperti perut kembung, nyeri, serta susah BAB.
- Kemampuan motorik menurun, selain menyebabkan lamban, kurang aktif, dan kesulitan mengunyah makanan, juga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
- Penurunan fungsi sel otak, menyebabkan penurunan daya ingat atau kognitif. Sehingga terkadang menjadi lupa untuk makan.
- Incontinentia urine (IU), yakni keluarnya urin di luar kesadaran, merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi pada usia lanjut. Kondisi ini dapat mendorong lansia mengurangi minum dan berdampak pada risiko dehidrasi.
- Penyakit kronis, seperti penyakit infeksi, jantung, diabetes, saluran pernafasan, neurologi, dan lain-lain, menyebabkan nafsu makan menurun sehingga asupan nutrisi berkurang.
Selain faktor perubahan fisik pada lansia, yang turut menjadi penyebab malnutrisi adalah faktor sosial. Tak jarang lansia harus tinggal sendirian, bisa karena anak-anaknya yang sudah mandiri dan berkeluarga, atau pasangan yang sudah lebih dulu meninggal.
Kondisi ini membuat lansia harus makan seorang diri dan seringkali keinginan untuk makan atau menyiapkan makanan yang baik untuk diri sendiri berkurang.
Dari faktor ekonomi juga mempengaruhi, di mana lansia memiliki keterbatasan finansial karena sudah tidak bekerja dan hal ini dapat membatasi akses memperoleh makanan yang bergizi.
Akumulasi dari beberapa faktor tersebut di atas dapat secara bertahap mendorong lansia menuju pada kondisi malnutrisi yang sering kali bahkan tidak terdiagnosis. Karenanya, perlu juga untuk dilakukan pemeriksaan dini pada lansia yang berisiko tinggi. 5
Mencegah Malnutrisi pada Lansia
Selain mewaspadai faktor penyebab malnutrisi, yang juga harus diperhatikan adalah tanda-tanda atau gejala malnutrisi yang muncul pada lansia. Lebih cepat mengetahui tanda-tanda malnutrisi pada lansia maka dapat lebih cepat ditangani.
Beberapa gejala yang mungkin disebabkan malnutrisi pada lansia di antaranya:6
- Turun berat badan. Berkurangnya berat badan hingga 5-10% dalam waktu 3-6 bulan menjadi salah satu gejala umum malnutrisi.
- Tidak nafsu makan dan minum
- Mudah lelah dan marah
- Sulit berkonsentrasi
- Depresi
- Berkurangnya massa otot dan lemak
- Mudah sakit namun butuh waktu lebih lama untuk pulih
- Waktu penyembuhan luka lebih lama
Untuk mencegah malnutrisi pada lansia, cara terbaik adalah dengan menjaga asupan nutrisinya tetap seimbang. Salah satunya dengan makanan yang sehat dan bergizi.7
Selain itu, tindakan pencegahan juga dapat dilakukan dengan mengurangi faktor risiko atau penyebab malnutrisi pada lansia, di antaranya:
- Memasang gigi palsu untuk lansia yang mulai ompong agar tetap dapat makan dengan baik.
- Membuat pengingat atau alarm waktu makan.
- Buat waktu makan lebih menyenangkan dengan makan bersama kerabat atau tetangga.
- Untuk lansia dengan penyakit kronis mungkin perlu perawatan tambahan untuk memenuhi nutrisi yang dibutuhkan.
- Lakukan pemeriksaan secara rutin agar dapat mendiagnosis malnutrisi lebih awal.
Makanan untuk Mengatasi Malnutrisi Lansia
Status malnutrisi pada lansia menjadi penting untuk diperhatikan dan harus segera diatasi karena dapat menurunkan kualitas hidup lansia. Jika muncul gejala malnutrisi pada lansia, langkah pertama adalah segera temui dokter untuk dilakukan pemeriksaan lebih detail.
Dokter akan mendiagnosis kondisi kesehatan lansia dan membuat rencana penanganan. Mungkin juga akan menyarankan untuk menemui ahli gizi atau tenaga kesehatan profesional.8
Setelah didiagnosis mengalami malnutrisi, maka tindakan utama yang dilakukan untuk mengatasinya adalah mengembalikan keseimbangan nutrisinya melalui asupan makanan yang sehat.
Hindari makanan yang mengandung banyak gula, garam, maupun lemak jenuh yang tidak sehat. Sebagai gantinya berikan asupan makanan bergizi seimbang yang tinggi kalori dan protein.
Berikut beberapa tips makanan sehat untuk lansia yang mengalami malnutrisi:9
- Sajikan makanan padat gizi, misal sop ayam yang dilengkapi sayur-sayuran.
- Pilih makanan tinggi kalori, misal dengan menambahkan keju.
- Gunakan banyak herbal dan bumbu beraroma kuat untuk lansia yang mulai mengalami gangguan indera penciuman dan pengecap.
- Pilih bahan makanan yang berwarna mencolok untuk menggugah selera.
- Berikan camilan dengan porsi kecil di sela-sela waktu makan utama.
- Bila perlu berikan tambahan suplemen nutrisi, seperti susu fortifikasi.
Untuk lansia yang susah makan pemberian susu dapat membantu mereka tetap ternutrisi dengan baik. Susu yang telah difortifikasi dapat menjadi sumber nutrisi untuk menambah daya tahan tubuh.
Nestle BOOST Optimum cocok untuk lansia yang membutuhkan suplementasi nutrisi. Memiliki kandungan 50% protein Whey yang kaya akan asam amino dan mudah diserap tubuh untuk bantu menjaga daya tahan tubuh.
BOOST Optimum mengandung serat pangan (Oligofruktosa dan Inulin) yang baik untuk kesehatan saluran cerna. Tak sebatas itu, BOOST Optimum dipenuhi dengan 26 vitamin dan mineral.
BOOST Optimum tinggi akan Vitamin E, B6, dan B12 untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisi harian. Serta Vitamin D yang baik untuk menjaga kepadatan tulang dan bantu perkuat sistem imun.
Dengan bertambahnya usia harapan hidup di semua negara termasuk Indonesia, maka tantangan yang dihadapi saat ini adalah memastikan para lansia tetap memiliki kualitas hidup yang baik, di mana salah satunya adalah memastikan mereka hidup sehat dan terbebas dari penyebab malnutrisi.
Referensi:
- Malnutrition - WHO. Dari:
https://www.who.int/news-room/questions-and-answers/item/malnutrition. Diakses pada 2 Desember 2022
- Malnutrition in the Elderly: Underrecognized and Increasing in Prevalence - Clinical Advisor. Dari: https://www.clinicaladvisor.com/home/topics/geriatrics-information-center/malnutrition-in-the-elderly-underrecognized-and-increasing-in-prevalence/. Diakses pada 2 Desember 2022
- What to Know About Malnutrition in Older Adults - WebMD. Dari: https://www.webmd.com/healthy-aging/what-to-know-about-malnutrition-in-older-adults. Diakses pada 2 Desember 2022
- Malnutrition in older people - British Dietetic Association (BDA). Dari:
https://www.bda.uk.com/resource/malnutrition-in-older-people.html. Diakses pada 2 Desember 2022
- Penyebab Malnutrisi pada Lansia - UI. Dari: https://akg.fkm.ui.ac.id/penyebab-malnutrisi-pada-lansia/. Diakses pada 2 Desember 2022
- Malnutrition: Symptoms, causes, diagnosis, and treatment - Medical News Today. Dari:
https://www.medicalnewstoday.com/articles/179316. Diakses pada 2 Desember 2022
- Malnutrition - NHS. Dari:
https://www.nhs.uk/conditions/malnutrition/. Diakses pada 2 Desember 2022
- 8 Langkah Utama Mengatasi Malnutrisi Pada Lansia - Siloam Hospitals. Dari: https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/8-langkah-utama-mengatasi-malnutrisi-pada-lansia. Diakses pada 2 Desember 2022