Tanda osteoporosis dapat dikenali dengan merasakan dan melihat gejalanya pada tubuh. Tanda pertama yang wajib diwaspadai adalah munculnya sakit pada area punggung bagian bawah. Kedua, lansia mengalami penyusutan tinggi badan. Penyusutan ini terjadi karena adanya fraktur atau patah tulang belakang. Kerapuhan menyebabkan tekanan di punggung sehingga tulang orang tua melengkung.
Tanda lainnya dapat dikenali dengan perubahan postur tubuh orang tua Anda jadi cenderung membungkuk ke depan. Munculnya fraktur atau retak pada tulang pun dapat memicu risiko osteoporosis. Terakhir, gejala dapat dilihat dari nafas yang memendek.
Orang tua sebaiknya secara rutin memeriksakan diri ke dokter untuk melakukan pencegahan. Setiap keluhan kecil atau pertanda yang muncul dapat langsung diantisipasi secara medis tanpa menimbulkan dugaan. Dokter akan menganalisa faktor risiko yang Anda miliki dan memberikan rekomendasi terbaik.
Prevensi osteoporosis selanjutnya adalah konsisten menjaga kepadatan tulang dengan rutin berolahraga. Aktivitas fisik perlu sebab massa tulang dan otot akan berkurang seiring usia bertambah.
Salah satu olahraga yang paling direkomendasikan untuk mencegah osteoporosis pada lansia adalah tai chi. Tai chi efektif menghambat pengurangan kepadatan tulang dan mendukung kekuatan tulang. Di samping itu, tai chi juga membuat fisik dan mental Anda lebih rileks.
Lansia disarankan melakukan aktivitas fisik di pagi hari untuk menjaga kekuatan tubuh. Ditambah lagi, paparan sinar matahari pagi sangat bermanfaat bagi tubuh.
Ketika berolahraga tentunya juga orang tua harus berhati-hati. Jika perlu, anggota keluarga dapat mendampingi untuk menghindari risiko jatuh. Kepadatan tulang yang berkurang secara alami seiring pertambahan usia membuat kondisi tulang lansia wajib dijaga.
Jatuh akan menyebabkan fraktur tulang yang dapat membuka peluang munculnya osteoporosis. Lakukan olahraga ringan dan kenakan pakaian serta alas kaki yang sesuai untuk berolahraga.
Bersamaan dengan olahraga, asupan nutrisi lansia juga sebaiknya diperhatikan. Jurnal Osteoporosis International mengatakan, asupan tinggi protein yang disokong dengan makanan berkalsium mampu meningkatkan kesehatan tulang, terutama pada orang yang memiliki risiko osteoporosis. Konsumsi protein juga mampu memperlambat pengurangan kepadatan massa tulang dan menurunkan risiko fraktur tulang pinggul.
Penelitian tersebut juga didukung oleh riset The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism. Penelitian ini menyatakan manfaat suplementasi protein whey dapat memberikan dampak baik bagi fungsi tulang rangka tubuh lansia. Peneliti memberikan 45 gram suplementasi protein whey selama 18 bulan pada subyek wanita di atas 60 tahun dan pria di atas 70 tahun. Hasilnya terjadi penguatan massa tulang tubuh atas (tulang punggung, dada, dan rusuk).
Lansia dapat dapatkan asupan protein whey dari Boost Optimum. Susu protein whey ini dapat menjadi pelengkap nutrisi harian bagi lansia. Tidak hanya mengandung 50% protein whey, Boost Optimum juga membawa vitamin D untuk menjaga kepadatan tulang, serta vitamin E, B6, dan B12 untuk membantu meningkatkan daya tahan tubuh.
Kenali pertanda osteoporosis sejak dini agar terhindar dari kerapuhan tulang. Kesehatan tulang dan otot dapat membantu lansia untuk tetap aktif sepanjang hari dan mengejar mimpi-mimpi terindahnya. Bagaimanapun, mimpi tak kenal usia.
Referensi:
Kenali Faktor Risiko Sejak Dini untuk Cegah Osteoporosis di Usia Lanjut